Sihir 6 Gitaris Pukau Penonton

Minggu, 02 November 2014 - 12:17 WIB
Sihir 6 Gitaris Pukau...
Sihir 6 Gitaris Pukau Penonton
A A A
SIHIR 6 gitaris yang tergabung dalam kelompok Six String sukses menyihir penonton yang hadir malam itu melalui petikan dawai-dawai gitar. Six Strings yang beranggotakan Baim, Baron, Tohpati, Dewa Budjana, Eross Candra, dan Andre Dinuth memukau penonton yang hadir di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (30/10) malam.

Sulit memang rasanya kita membayangkan enam gitaris dengan enam pribadi dengan latar musik yang berbeda bergabung dalam satu grup dan membawakan lagu dengan padu menyingkirkan ego dan idealisme mereka dalam bermusik. Itulah Six Strings. Kelompok gitaris yang bersama tampil sepanggung dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini.

Dalam sejarah musik dunia, kita mengenal band yang melibatkan 3 atau lebih instrumen, di antaranya Eagles yang populer lewat lagu Hotel California, Lynyrd Skynyrd yang dikenal lewat lagu Sweet Home Alabama,dan E Street Band yang memiliki personel Springsteen, Little Steven, Nils Lofgren, dan Patty Scialfa. Tak ketinggalan, di Indonesia pun kita mengenal proyek Trisum yang melibatkan Budjana, Balawan, dan Tohpati.

Kehadiran Six Strings ini bukan sesuatu yang sekadar mencari sensasi lantaran proyek keroyokan dari 6 gitaris. Apalagi menyatukan petikan gitar enam gitaris menjadi harmonisasi yang indah memerlukan kreativitas tinggi, kebesaran jiwa untuk saling mendengar, saling merespons, dan saling menghormati satu sama lain.

Penampilan keenam gitaris ini patut diacungi jempol. Dengan latar belakang dan idealisme bermusik yang berbeda, mereka tampil menyatu tanpa kehilangan identitas. Permainan melodi gitar pada sejumlah frettinggi masih menjadi favorit gitaris.

Kesederhanaan dekorasi yang hanya terlihat susunan amplifier, efek gitar, dan deretan gitar terbaik dari namanama di atas. Sekitar pukul 20.30 WIB, gedung pertunjukan tua dua tingkat di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki yang dipenuhi sekitar seribu penonton itu mulai bergemuruh. Lengkingan gitar terdengar, tanda acara dimulai. Keenam satria bergitar muncul dan membuka pesta dengan sebuah intro instrumental pembuka yang manis. Di sini tidak keliatan ego masing-masing gitaris untuk show off.

Andre Dinuth, gitaris Baku Cakar, Glen Fredly, Sandhy Sandoro, dan musisi papan atas lain Tanah Air mendapat kesempatan pertama untuk tampil solo di sesi berikutnya. Membawakan lagu Perpetual Hype, gitaris yang lebih banyak tampil sebagai session playeruntuk penyanyi kondang seperti Glenn Fredly dan Sandhy Sondoro ini tampil lepas dan menunjukkan jati dirinya sebagai gitaris termuda dalam formasi Six Strings ini.

Berikutnya giliran gitaris band Sheila on 7, Eross Candra, menunjukkan kemampuannya di hadapan penonton. Sesuai judulnya, Baby Crunch, lagu yang dibawakan Eross berirama crunchydan terdengar asyik di telinga. Irama blues yang selama ini menjadi ciri khas Eross juga tak ditinggalkan.

Raungan gitar Eross memang tidak bisa dibohongi. Suara khas racikan Eross telah memiliki ciri tersendiri. Baby Crunch merupakan lagu instrumental yang kental dengan nuansa blues. Hal ini seolah menyiratkan idealisme seorang Eross yang tidak tersalurkan bersama Sheila On 7.“Lagu ini terinspirasi dari anak saya yang suka main-main gitar,” ujar Eross di akhir penampilan solonya yang malam itu menggunakan gitar Telecaster tua berwarna hijau.

Masuk ke repertoar selanjutnya, Baron dan Baim naik ke panggung. Menyusul Eross, mereka bertiga memainkan aksi kolaborasi memainkan lagu klasik dari Ismail Marzuki, Juwita Malam. Entah karena lagu itu memang bagus atau kolaborasi mereka yang padu, Juwita Malamselalu nikmat untuk didengarkan dalam rupa apa pun.

Trio Baron, Baim, dan Eross merupakan paduan yang tepat jika dilihat dari akar permainan gitar mereka yang memang aslinya ngerock. Hasilnya, Juwita Malamkarya Ismail Marzuki mengalir dengan lapisan suara gitar dengan “frekuensi” yang sama dan solid.

Seusai Juwita Malam, giliran Dewa Budjana, Tohpati, dan Andre Dinuth tampil. Mereka membawakan lagu Maju Tak Gentar. Tak ada yang terdengar spesial dalam penampilan mereka ini, selain komposisi yang mereka susun ulang guna memenuhi kebutuhan tiga gitar.

Dalam konser ini, seluruh personel Six Strings mendapat giliran tampil solo memamerkan kemampuan bermain gitar di depan penonton. Uniknya lagulagu yang dibawakan memiliki cita rasa berbeda yang sesuai dengan karakter pribadi masing-masing. Misalnya Baron dengan soundgitar yang lebih ngerockdi lagu Monaco. Ada juga alunan jazzykhas Tohpati yang dituangkan dalam lagu Super Nice Things.

Selama kurang lebih 2,5 jam, Six String berhasil menyuguhkan penampilan menghibur.

Candaan tentang Belanja Alat Musik

Kata persahabatan yang menjadi alasan terbentuknya grup ini juga tertuang dalam sejumlah gimmickkeenam personel di atas panggung. Kesan santai dan intim sepanjang konser ini digambarkan dengan tak henti-hentinya seluruh personel melontarkan canda yang memancing gelak tawa. Dewa Budjana berkisah Six String yang berdiri dua tahun lalu, awalnya karena hobi yang sama. Bukan soal main musik semata, melainkan karena hobi membeli alat-alat musik.

“Tohpati itu paling enggak suka beli alat, tapi akhirnya kami racunin. Baron paling suka meracuni tapi gakmau beli, bahkan Apoy (Wali) juga dia racuni untuk beli alat,” kata Budjana yang disambut tawa penonton.“Buat kalian alat-alat musik itu nomor enam karena nomor 1 sampai 5 itu Pancasila,” kata Baron bergurau menimpali cerita Dewa.

Persoalan hobi membeli alat musik ini jadi perkara pelik buat Eross. “Aku pamit ke istri di Yogyakarta itu kerja, tapi kalau mainnya sama Six Strings malah berkurang saldonya,” ujar Eross disambut tawa penonton.

Konser dilanjutkan dengan penampilan Dewa Budjana bersama Tohpati dalam repertoar berikutnya. Keduanya bahkan mempertontonkan bahwa dengan alat musik sederhana mampu menghasilkan harmoni yang luar biasa indahnya. Dewa dan Tohpati berkolaborasi dengan ukulele. Mereka berdua membawakan medleylagu Caka, Lukisan Pagi, dan Panah Asmara.

Thomasmanggalla
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1070 seconds (0.1#10.140)